Kamis, 06 November 2014

BI: Kita Dukung Pemerintah Naikkan Harga BBM

Surabaya -Bank Indonesia (BI) sudah melakukan perhitungan mengantisipasi dampak kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM). Pemerintah memberi sinyal kenaikan harga BBM akan dilakukan November 2014. Namun, waktu dan besarannya belum ditentukan secara pasti.

Deputi Gubernur BI Halim Alamsyah mengungkapkan, pihaknya tengah mengantisipasi beberapa dampak kenaikan harga BBM terhadap inflasi.

"Kita harus antisipasi, kalau naiknya tidak terlalu tinggi juga tentu dampaknya tidak terlalu berat, jadi kita tunggu dulu ya apa yang akan diambil pemerintah yang jelas kita coba mendukung," kata Halim saat ditemui di Dyandra Convention Center, Surabaya, Jawa Timur, Jumat (7/11/2014).

Halim menyebutkan, dampak kenaikan harga BBM hanya akan berlangsung singkat sekitar 3 bulan. Kebijakan menaikkan harga BBM dalam jangka panjang akan membantu memperbaiki keuangan negara.

"Setiap kenaikan BBM Rp 1.000 kenaikan inflasi antara 1% sampai 1,3%. Kalau pengalaman kira-kira dampaknya sekitar 3 bulan dan akan turun kembali," katanya.

Halim mengatakan, supaya kenaikan harga BBM tidak terlalu menekan kehidupan masyarakat kelas menengah bawah, pemerintah perlu memberikan kompensasi finansial kepada masyarakat.

"Agar kenaikan harga BBM itu apabila diimbangi dengan program jaring pengaman dari sistem finansial, itu akan membantu sedikit beban yang akan muncul," ujar dia.

Selain berdampak terhadap inflasi, Halim menyebutkan, kenaikan harga BBM juga mendorong kenaikan kredit macet (NPL) di sektor perbankan.

Paling tidak, akan ada kenaikan NPL sekitar 0,1%-0,2% akibat kebijakan pemerintah ini.

"Dampak ke NPL kecil, kita sudah hitung-hitungan, saya kira tidak sampai 0,1%-0,2%," tandasnya.